Rabu, 30 Juni 2010

MAN 3 Kebagian 40 Unit Komputer Dari KOICA



PAKJO. PE – Dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan, selain memiliki SDM yang berkualitas juga didukung dengan fasilitas pembelajaran. Nah, kemarin (30/6) Korea International Coorperation Agency (KOICA) sebuah organisasi social yang berasal dari Korea Selatan memberikan bantuan sebanyak 40 Unit Komputer Information Communication Technology yang ramah lingkungan kepada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Palembang.
Komputer sendiri memang di desain ramah lingkungan, proses operasi computer tersebut tidak menimbulkan polusi dan radiasi yang dapat mencemarkan udara. Bukan hanya itu, bentuk CPU computer sendiri memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang computer pada umumnya.
Koo Hyun Jin Volunteers Program Manager Korea Overseas Volunteers Program KOICA Indonesia office saat dibincangi Koran ini mengatakan, pada periode tahun 2010 ini pihaknya memberikan bantuan berupa 40 unit computer untuk kemudian dapat dimanfaatkan bagi siswa di MAN 3 Palembang ini. “KOICA hari ini (kemarin.red) memberikan bantuan sebanyak 40 unit computer dan network,”ujarnya dalam bahasa Indonesia.
Bukan itu saja, KOICA juga memperbaiki bangunan Laboratorium computer di sekolah unggulan tersebut. Pemberian bantuan ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan.
Di Indonesia ada 80 orang sukarelawan KOICA yang memfokuskan pada beberapa bidang projek. Diantaranya, Pemberian Komputer, Penguasaan Bahasa Korea, Pertanian, Makanan, Kelautan, Keperawatan, dan Pendidikan. “Untuk di Palembang, kita mengirimkan 2 sukarelawan yang ditempatkan di MAN 3 dan SMKN 6,”lanjutnya.
Pemberian komputer ramah lingkungan ini juga sebagai upaya mendukung pemerintah untuk mengantisipasi global warming. Dengan komputer ini, tidak akan ada polusi dan radiasi yang dikeluarkan. “Ini teknologi terbaru, komputer ramah lingkungan,”kata Koo.
Kerjasama peningkatan pendidikan ini rupanya sudah berlangsung selama 6 tahun, jika tahun sebelumnya MAN 3 mendapatkan bantuan tenaga pengajar untuk bilingual, untuk tahun pihaknya mendapatkan bantuan komputer. “ Untuk SMKN 6 kita bantu tenaga pengajar untuk pendidikan bilingual, karena itu yang dibutuhkan,”pungkasnya.
Mr Sung Ho Chon kepala KOICA mengatakan, pemberian bantuan ini merupakan bentuk hubungan harmonis yang sudah dijalankan negara Indonesia dengan Korea. Menurutnya, ada sekitar 3.000 orang Indonesia yang bekerja di Korea, begitu juga sebaliknya, ada 3.000 orang Korea yang bekerja di Indonesia. “Melalui kegiatan ini dapat terus terjalin hubungan diantara kita,”katanya yang dibantu transleter.
Drs H Ahmad Zainuri MPDi kepala sekolah MAN 3 mengatakan, bantuan guru dari KOICA sejak tahun lalu sangat membantu kegiatan belajar mengajar. Karenanya pihaknya berharap agar hubungan tersebut terus berlanjut. Kendati per Januari sudah habis masa abdinya. “Bantuan guru mengajar untuk bilingual sangat membantu proses belajar kita, karena itu kita harap hubungan kita terus tersambung,”katanya kepada ratusan siswa yang hadir dalam penyerahan secara simbolis 40 unit komputer tersebut.

Senin, 28 Juni 2010

Pelaku Pornografi = Teroris

MERDEKA. FE – Kasus video panas yang diperankan artis populer Ariel Peterpan bersama dua teman wanitanya yang masih dalam pendugaan mirip dengan Luna Maya dan Cut Tari masih hangat diperbincangkan di tengah masyarakat luas. Tersebarnya video tersebut seakan menjadi faktor utama pendegradisian turunnya moral remaja. Bahkan pelaku pornografi maupun pornoaksi bisa diposisikan sebagai teroris. Sehingga sanksi dan penerapan hukumnya pun harus sama dengan teroris.
Hal itu diungkapkan Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumsel Ustadz H Umar Said saat menjadi salah satu narasumber talkshow ‘Ada Apa Denganmu, Menyikapi Pornografi Di Antara Popularitas’ di aula Stikes Bina Husada Palembang kemarin (28/6).
Menurutnya, dampak yang dihasilkan bagi moral remaja setelah melihat gambar berbau porno ini sangat besar. Apalagi saat ini perkembangan teknologi tanpa batas ini sangat pesat, sehingga pengaksesan video sangat mudah didapatkan oleh remaja yang pada umumnya masih mencari jati diri. “Remaja sangat dekat dengan teknologi, untuk mengerjakan tugas mau tidak mau harus menggunakan teknologi. Karena tidak ada benteng keimanan, saat hendak mengerjakan tugas ada-ada saja thogut (pengikut setan.red) memainkan pikiran remaja. hingga dalam waktu 3 jam hanya setengah jam mengerjakan tugasnya, selebihnya mencari film-film porno,”katanya.
Apalagi saat ini menyebar ditengah masyarakat film beradegan panas yang diperankan Ariel Peterpan, hingga disebut-sebut ada 32 kasus perkosaan terjadi setelah menonton film panas ini. Karena itu, film tersebut menjadi kekhawatiran bagi orang tua mengenai moral yang dihasilkan dari menonton film tersebut. “Film porno itu merupakan teror yang luar biasa bagi orang tua yang memiliki anak gadis,”tegasnya.
Karena itu lanjut Umar, pelaku pornografi maupun pornoaksi harus diposisikan sebagai teroris, mengingat dari dampak yang cukup besar. Karena itu juga, dalam proses pemberantasan pelaku pornografi ini harus sama dengan pelaku teroris. Jika dalam penanganan teroris tidak diberlakukan praduga tidak bersalah, begitu juga sebaliknya dengan pemberantasan pelaku pornografi ini. “Untuk memberantas pelaku pornografi ini harus ada detasemen khusus yang menanganinya seperti detasemen 99. Sehingga dapat mempercepat proses kasus ini. Jika teroris tidak menggunakan praduga tidak bersalah sedangkan pelaku pornografi masih menggunakan. Teror yang luar biasa bagi orang tua yang memiliki anak gadis,”jelas Umar.
Masih dikatakan pria alumni HMI Cabang Palembang ini, keberadaan teknologi ditengah masyarakat juga menjadi polemik. Keberadaan teknologi tersebut boleh diibaratkan pisau bermata dua, jika orang memilih pisau bagian tajam, diibaratkan penyimpangan teknologi. “Nah karena itu remaja harus memilih pisau yang bagian tidak tajam,”ibaratnya.
Sementara itu Ustadz Luthfi Izzudin Ketua Fatwa MUI Sumsel mengatakan, proses percepatan pengungkap video Ariel tersebut harus dilakukan, karenanya moralitas bangsa dan Undang-undang yang tegas mendukung percepatan pengungkapan tersebut. “Karena itu umat akan paham dan tidak meraba-raba,”katanya.
Begitu juga dengan proses hukumnya, baginya pengungkapan video ini seyogyanya harus dilakukan seperti polri mengungkap terorisme. “Kita tidak berburuk sangka dengan mengatakan aparat kita seakan mengulur-ulur kasus ini. Jika teroris begitu cepat di tembak mati, sedangkan pornografi ini tidak. Padahal dampak yang dihasilkan luar biasa bagi moral remaja kita,”jelasnya.
Rian Hidayat Ketua Lembaga Dakwah Kampus (LDK) An Najm Bina Husada mengatakan, saat ini moralitas remaja sangat memprihatinkan, di tambah lagi maraknya video yang tengah masyarakat. “Dalam Islam sendiri di kenal Ghozulul Fikri (Perang pemikiran.red), karena itu harus ada benteng untuk melawan perkembangan video itu,”tegasnya.

Minggu, 27 Juni 2010

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polsri

Keliling Kampus, Sosialisasikan Bahaya Narkoba

Peringatan hari narkoba internasional yang jatuh setiap tanggal 26 Juni ini menjadi moment penting untuk mensosialisasikan bahaya menggunakan obat psikotropika tersebut. Seperti yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang ini, moment 26 Juni digunakannya untuk keliling kampus mensosialisasikan bahaya narkoba. Bukan itu saja, aksi social yang juga bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumsel serta ikatan bujang gadis Polsri ini juga mengadakan penggalangan dana dan pembagian striker kepada mahasiswa di lingkungan polsri.
Bermula dari gedung KPA sekitar pukul 09.30 WIB, puluhan mahasiswa ini mulai melakukan aksi social, setelah itu mereka mulai keliling kampus yang ada dikawasan Bukit Besar ini dan langsung membagikan berbagai striker, Brosur, menyematkan pita kepedulian bahaya narkoba dan juga penggalangan dana.
M Hamdi Menteri Olahraga BEM Polsri yang juga koordinator aksi pagi saat dibincangi Palembang Ekspres disela-sela sosialisasi narkoba kemarin (26/6) menuturkan, aksi social yang digelarnya ini sebagai bentuk keprihatinannya terhadap pemuda yang sudah ketergantungan obat psikotropika. Baginya, narkoba menjadi factor utama merusak jiwa remaja. “Say no to drugs itulah komintmen yang kita pegang,”ujarnya.
Aksi ini sendiri merupakan aksi pertama yang dilakukan BEM ini. Pasalnya baru jumat (25/6) BEM Polsri dilantik. Namun karena moment pemberantasan narkoba, karenanya pihaknya langsung terjun ke lapangan guna mensosialisasikan bahayanya menggunakan narkoba. “Umur kita baru satu hari, meskipun demikian kita tetap menggelar aksi social ini. Itung-itung gebrakan BEM kita,”kata Hamdi.
Penggalangan dana sendiri lanjut Hamdi, dilakukan untuk membantu operasional tempat rehabilitasi narkoba. Baginya melalui tempat tersebut, seorang pecandu narkoba akan dapat diobati. “Rehabilitasi narkoba sangat penting untuk menyelamatkan kehidupan kita, karena itu menginspirasikan kita untuk melakukan penggalangan dana sehingga operasional rehabilitasi tersebut dapat dilakukan dengan lancar,”Harapnya.
Hal senada juga diungkapkan Dwi Cahyo Menteri Luar Kampus BEM Polsri. Kepada Koran ini dia mengatakan, narkoba menjadi factor utama yang dapat menghalang kreatifitas dan prestasi remaja saat ini. Karena jika sudah ketergantungan dengan obat-obatan ini, sikap dan tingkah laku remaja tersebut terus menuntut untuk dapat menggunakan obat tersebut, begitu juga dengan semangatnya, jika sudah tercandu maka semangat dari remaja tersebut akan hilang. “Wah jangan sekali-kali deh kenal dengan narkoba, karena jika kita sekali saja menggunakan obat jenis itu, maka kita akan ketergantungan,”katanya.
Karena itulah, moment hari narkoba internasional ini menjadi salah satu moment untuk dapat mensosialisasikan bahayanya narkoba. Sehingga kedepan, remaja akan sadar akan bahaya obat tersebut, sehingga dengan nalurinya sendiri tidak mau menggunakan obat ini. “Biasanya pengaruh pengguna narkoba ini karena factor lingkungan, karena itu kita harus pintar mencari teman sehingga tidak sampe terjerumus ke bahayanya obat ini,”harapnya.
Karenanya untuk menghindari penyalahgunaan obat ini, kegiatan ekskul menjadi peran penting. Karena melalui kegiatan ini maka perhatian pelajar akan disibukkan pada kegiatan positif. “Mending ikut ekskul atau organisasi lainnya, sehingga perhatian bisa diorientasikan untuk menggali kreatifitas atau semacamnya,”imbuhnya.

Adu Akting 6 Pelajar Palembang Dengan Artis

Aksi Panggung Musical Pertama Di Indonesia Siswa dengan Artis

JAKABARING. PE – Aksi koreografi musikalisasi selama 3 jam yang diperankan sejumlah siswa kreatif mampu mengundang decak kagum ratusan pelajar Palembang. Pagelaran di aula Ogan Permata Indah Convention Centre ini kemarin (26/6), menjadi aksi panggung musical pertama di Indonesia. Karena pada musikalisasi ini, siswa dan artis idolanya beradu acting bersama mulai dari seni peran, tari dan tarik suara.
Aksi kocak Muhammad Haikal yang berperan menjadi guru mampu mengocok perut ratusan remaja yang memadati aula. Kemudian cerita cinta dan persahabatan yang diperankan Petra Sihombing dan Ghea Dahliana serta siswa terpilih, menggambarkan kehidupan remaja. Tidak sedikit ratusan pelajar ini terhanyut dengan cerita. Di sela-sela kehanyutan cerita tersebut, tiba-tiba performa Chancuter’s, mampu memberikan nuansa keceriaan dan kegembiraan.
Aksi panggung dan koreografi bertemakan Fanta The Play Musical ini boleh jadi wadah kreatifitas bagi remaja dalam berakting. Nah, pada aksi panggung yang baru pertama kali di Indonesia, ada 6 siswa Palembang yang terlibat. Tentu saja, untuk dapat berkesempatan tampil di fanta The Play Musical ini, harus melewati berbagai audisi.
Keberhasilan 6 siswa asal Palembang ini setelah berhasil menyingkirkan 157 siswa lainnya saat audisi. Adapun siswa tersebut diantaranya M Fitrayansyah dari SMAN 19, Silvia Mira Utami SMAN 13, M Ardi Syaputra MAN 1, Raam Syafutro Rianto MAN 1, Meriza Putri Ananda SMP Muhammadiyah 4 dan Clarisa Pavita SMPK Frater Xaverius 1.
Amelia Syafrina Nasution, Marketing Manager Flavors PT Cola-Cola Indonesia mengatakan, Fanta The Play Musical menjadi aksi panggung musical pertama di Indonesia yang menyatukan siswa dengan artis idola.
“Lewat kegiatan ini kita mencoba untuk menampung aspirasi remaja dalam seni peran, tari dan nyanyi,” akunya.
Dikatakannya, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil mempertunjukkan aksi panggung musical, sehingga dapat menjadi wadah untuk menunjukkan bakat dan kreatifitas sekaligus berkompetisi dalam audisi terbuka untuk kategori siswa.
“Kita sudah melakukan audisi di 17 kota di Indonesia, Palembang ada 6 siswa terpilih setelah mengalahkan 157 siswa lainnya. Audisinya sendiri meliputi menyanyi, menari dan berakting di radio yang sudah kita tunjuk,” jelas Amelia.
Aksi musical ini sendiri akan mengunjungi 10 kota di Indonesia, seperti Palembang, Pekan baru, Medan, Samarinda, Yogyakarta, Makasar, Bandung, Semarang, Denpasar dan Jakarta.
“Palembang ini kota ke 5 setelah Surabaya, setelah ini kita akan mengunjungi Jogjakarta 3 Juli mendatang,” akunya.

Muhammad Haikal AFI 2

Ada Kemauan, Ada Jalan

PERFORMA seorang guru yang diperankan Muhammad Haikal dalam mementaskan parade musikal mampu mengocok perut ratusan remaja di Ogan Permata Indah (OPI) Convention Centre, Sabtu (26/6). Gayanya yang kocak, nampaknya jauh dari kesehariannya yang terlihat sang penjantan sejati. Tapi itulah Haikal, cowok jebolan Akademi Fantasy Indosiar (AFI) 2, mampu mengolah tubuhnya hingga mampu dengan sempurna memerankan seorang guru yang berkarakter kocak.
Saat ditemui di belakang panggung, rasa optimis menjadi modal utama dalam setiap bidang. Jika ada kemauan pasti ada jalannya, itulah prinsip yang dilontarkannya.
Prinsip bukan hanya prinsip, tapi prinsip tersebut dilatihnya hingga dapat menampilkan performa yang sempurna. Diakuinya, untuk memerankan guru tersebut, butuh waktu 1 bulan. “Semua tidak ada yang susah jika kita pahami, dan seriusi,” katanya.
Meskipun demikian, bukan berarti dunia tarik suara akan ditinggalkannya. Menyanyi terus dilakoninya, hanya saja saat ini dia ingin memperluas potensi yang dimilikinya. “Nyanyi tetep, semua bidang memang harus dilakoni,” tukas cowok lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

The Changcuters

Foto Trisno Palpres


Album Ketiga, Tidak Ada Main Serong


AKSI kocak The Changcuters di Ogan Permat Indah (OPI) Convention Center sabtu (26/6) mampu menghipnotis ratusan remaja yang memadati perhelatan musikal Fanta The Play Music. Lewat lagu pembukanya ‘Suka-Suka’ mampu menarik remaja metropolis untuk maju mendekati Panggung.
Belum lagi histeris dengan ‘Suka-Suka’, band yang digawangi Mohammad Tria Ramadhani alias Tria (Vokal), Muhammad Iqbal atau Qibil (Backing Vocal dan Gitaris), Arlanda Ghazali Langitan Atau Alda (Gitaris), Dipa Nandastra Hasibuan atau Dipa (Bassis), dan Erick Nindyoastomo alias Erick (Drumer) kembali menarik perhatian dengan lagu andalannya ‘Racun Dunia’. Tidak sedikit remaja di kota metropolis ini berjingkrak-jingkrak. “Apa kabar Palembang, pemuda Palembang dikenal semangat dan tidak gampang loyo. Ayo buktikan!” ujar Tria kepada ratusan pengunjung yang menyemuti mereka.
Nah pada lagu ketiganya, mantan kekasih Tyas Mirasih ini memainkan Harmony, kian menambah kesan menakjubkan pada performa band yang dibentuk di Bandung tahun 2005. Selanjutnya band yang menamakan diri Changcuters yang berarti Cahaya ini, kembali mendendangkan lagu-lagunya seperti Pria Idaman, Hijrah Ke London, I Love Bibeh.
Saat ditemui Palembang Ekspres seusai manggung, Tria mengakui performa kedua mereka di Palembang ini mengalami kendala pada audio. Menurut dia, suara audio musik kali ini tidak menyebar ruangan. “Audionya kedengaran seperti melembab menjadi satu, tidak menyebar ke dalam ruangan. Ya untuk mensiasatinya kita memaksimalkan visual dan bahasa tubuh,” aku Tria.
Dikatakannya, untuk tahun ini band yang mulai sukses setelah digaet Sony-BMG belum mengeluarkan album yang ketiga. Kendati demikian, saat ini band ini sudah membuat berbagai persiapan untuk mengisi tema pada album terbarunya ini. “Kita sich tidak berkomitmen banyak album banyak rezeki, tapi saat ini kita sudah memikirkan tema lagunya, Ya yang jelas tidak main serong seperti album kedua. Kemungkinan tahun 2011, baru bisa mengeluarkan album ini,” tandasnya.

Jumat, 25 Juni 2010

123 Siswa Paket C Tidak Lulus

DR Wahidin. PE – Kehadiran jalur program Paket C atau setara dengan pendidikan SMA di tengah masyarakat bisa jadi upaya masyarakat untuk mendapatkan ijazah sederajat SMA di usianya yang sudah tidak lazim lagi untuk mendapatkan pendidikan.
Mendapatkan ijazah Paket C ini memang relatif mudah dibandingkan jika sekolah pada tingkat atas atau SMA. Mulai dari waktu pendidikannya hingga jam pelajaran yang diterapkan pada SMA. Namun untuk mendapatkan Paket C ini, bukan berarti tidak ada ujian. Sama halnya dengan SMA, untuk mendapatkan ijazah pada program Paket C ini, siswanya harus mengikuti ujian yang dilangsungkan dinas pendidikan.
Nah, rupanya ujian Paket C di kota Palembang sudah berlangsung sejak hari Selasa (22/6), dan kemarin (25/6) merupakan hari terakhir ujian program ini. Sebanyak 569 siswa yang mengikuti ujian ini, ada 123 siswa yang tidak lulus.
Hal itu diungkapkan Basni Kasi Paud dan Kesetaraan Disdikpora kota Palembang. Dia mengatakan, pada periode pertama ini ada dua program yang di ujikan yakni Paket C yang setara dengan SMA dan ada juga Paket C yang setara dengan Kejuruan. “Untuk Paket C setara kejuruan ada 4 mata uji yakni PPN, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika,”ujarnya.
Dari ujian yang dilangsungkan, ternyata ada 123 siswa yang tidak lulus alias gagal. Rinciannya 1 orang dari Paket C setara SMA, dan 122 orang Paket C setara kejuruan atau dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Bagi yang tidak lulus pada ujian kali ini, bisa juga memanfaatkan periode ke dua yang akan digelar bulan November. “Bagi yang tidak lulus bisa mengikuti Paket C periode ke 2 yang insya allah akan diselenggarakan bulan November ini,”katanya.
Masih kata Basni, bagi siswa yang tidak lulus pada periode pertama dan kemudian kembali mengikuti Paket C pada periode ke 2, tetap harus mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan. Hanya saja, nilai yang diambil dari nilai terbaik pada saat mengikuti Paket C periode pertama. “Untuk penilaiannya sendiri kita melibatkan Disdik Sumsel dan Kementrian Pendidikan Nasional. “Untuk Disdik Sumsel sendiri pada saat scanning (pemindaian.red) LJK, sedangkan untuk Kementrian Pendidikan Nasional pada saat scooring atau penilaian,”jelasnya.
Terpisah Astuti Yudo SS tim pusat Badan Akreditasi Nasional (BAN) Pendidikan Non Formal (PNF) saat dibincangi di sela-sela lokakarya dan sosialisasi BAN PNF kepada koran ini mengatakan, Fungsi Paket C adalah memberikan pendidikan bagi masyarakat yang sudah berumur. “Umur dalam pendidikan memang menjadi hal yang penting, jika sudah tua tapi ingin sekolah lagi, pastinya akan malu. Karena itulah ada Paket C ini yang setara pendidikannya dengan SMA,”katanya.
Namun lanjut Astuti, jika siswa SMA yang tidak lulus mengikuti ujian nasional ataupun ujian ulang dan sebagai jalan keluar ikut Paket C, menurutnya itu sudah salah jalur. Karena Paket C ini diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah tidak memiliki waktu yang luang untuk belajar. “Tapi saat ini rasanya sudah jarang siswa yang mengikuti Paket C ini, karena jika tidak lulus pada UN bisa diikutsertakan pada ujian susulan atau tambahan,”tutupnya.

PAUD Harus Terakreditasi

DR WAHIDIN. PE – Keberadaan PAUD di tengah masyarakat luas sangat membantu masyarakat. Khususnya yang memiliki ekonomi rendah untuk menyekolahkan anaknya di usia dini.
Keberadaan PAUD ini membuat masyarakat tidak bisa berkelit untuk tidak bisa menyekolahkan anaknya sejak dini. Biaya yang murah serta letaknya yang strategi di tengah masyarakat memberikan kemudahan untuk menyekolahkan anak.
Namun biaya yang murah diterapkan PAUD, membuat sejumlah masyarakat mendiskriditkan keberadaan lembaga non formal ini. Image pendidikan tidak berkualitas menjadi kekhawatiran sejumlah masyarakat. Apalagi saat ini TK berlomba-lomba menggandeng lembaga pendidikan luar negeri untuk kemudian diterapkan di lembaga pendidikannya seperti Singapore learning dan masih banyak lagi.
Padahal beda antara PAUD dengan TK hanya terletak pada jalur perolehannya saja. Jika TK terletak pada jalur pendidikan formal sedangkan PAUD terletak pada jalur non formal. Namun setelah selesai belajar di kedua lembaga pendidikan tersebut bisa langsung masuk ke SD.
Karena itulah, untuk menghilangkan image tersebut, PAUD juga harus di akreditasi. Hal itu terungkap saat Badan Akreditasi Nasional (BAN) Pendidikan Non Formal (PNF) pusat menggelar lokakarya dan sosialisasi kepada seluruh lembaga yang termasuk PNF termasuk PAUD di aula Disdikpora Kota Palembang kemarin (25/6).
Astuti Yudo SS, anggota BAN PNF saat ditemui koran ini mengakui untuk melihat peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai akreditasi yang diperoleh sekolah tersebut.
“Tujuan dari akreditasi itu untuk mengetahui kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur PNF di setiap jenjang dan jenis pendidikan lembaga itu,” jelasnya.
Dikatakannya, keakreditasian lembaga pendidikan pada dasarnya atas inisiatif dari pengelola pendidikan itu sendiri. Untuk memperoleh akreditasi juga relatif mudah, pengelola membuat surat permohonan dengan melampirkan surat izin lembaga, kemudian pihak BAN PNF sendiri akan mengirimkan instrumen sesuai dengan bidang yang dipilihnya.
“Jika membuat kursus bahasa Inggris, instrumen yang akan kita kirim juga berbahasa Inggris. Setelah diisi bisa langsung memberikan kepada BAN PNF, dan kita nilai. Jika kita nilai layak kita akan mengirimkan asesor ke lembaga itu,” jelas Astuti.
Asesor sendiri lanjutnya, bertugas melihat secara langsung keberadaan lembaga sesuai dengan pengisian instrumen. Jika hal yang krusial dari lembaga tersebut tidak ada, maka langsung ditolak pengakreditasiannya.
“Seperti contoh lembaga kursus jahit, namun setelah di survey mesin jahitnya tidak ada, maka itu langsung kita tolak,” tegasnya.
Sementara itu Drs Herman Burhan MSi, Kepala Bidang Pendidikan Non Formal (PNF) menuturkan, pengakreditasian dalam sebuah lembaga pendidikan sangat penting. Dengan akreditasi dapat lebih teratur mengenai administrasi, ketenaga kerjaan dan kelembagaan.
“Itu penting sekali karena menyangkut kualitas pendidikan di sekolah itu,” katanya.
Di Palembang, bidang PNF hanya baru ada 9 lembaga yang sudah diakreditasi. “Kita baru ada 9 lembaga yang sudah diakreditasi, tentunya kita menghimbau untuk segera mengakreditasikan sekolahnya,” harap Herman.
Pada lokakarya dan Sosialisasi BAN PNF ini dihadiri 43 orang yang terdiri dari kursus 24 orang, PKBM 16 orang, PAUD 8 orang dan PBM 5 orang.
“Dalam sosialisasi di Palembang ini kita mendapat bagian terakhir setelah BAN PNF road show ke berbagai daerah di Indonesia. Di Sumsel hanya Palembang dan Banyuasin saja,” ujar H Fathoni Husin Umri Kasi Kursus dan Kelembagaan Disdikpora Kota Palembang.

Kamis, 24 Juni 2010

‘Bulan Sabit” Bikin Haru Pisah Sambut Kadisdikpora



Bulan Sabit Yang Jatuh di Pelataran, Bintang Redup Tanpa Cahaya Gemilang... Lirik lagu ‘Bulan Sabit’ yang didendangkan mantan Kadisdikpora kota Palembang H Hatta Wazol SE MM yang didampingi Istri ini mampu membuat suasana haru pada pisah sambut Kadisdikpora kota Palembang kemarin (23/6) di aula SMKN 6 Palembang.
Tidak sedikit kepala sekolah di kota metropolis ini melambaikan tangan mengiringi lagu yang memiliki kenangan manis mantan Kadisdikpora ini di daerah Sarolangun, Jambi.
Pada pisah sambut yang diselenggarakan di aula SMKN 6 Palembang kemarin ini, pelaksana tugas (Plt) Kadisdikpora Kota Palembang Drs Riza Fahlevi MM juga mendendangkan lagu yang berjudul ‘Yang Pertama’.
Menambah suasana pisah sambut tersebut terasa akrab dan bersahabat. Pisah sambut ini juga dimanfaatkan oleh sejumlah jajaran Disdikpora kota Palembang untuk memberikan kenang-kenangan kepada Hatta Wazol yang kini menjadi Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) kota Palembang, mulai dari jajaran kabid di disdikpora, UPTD kecamatan hingga kepala sekolah.
Hatta kepada ratusan kepala sekolah mengatakan, hubungan baik yang sudah terjalin dengan kepala sekolah ini tentunya tidak putus hanya karena tidak dalam satu lembaga.
“Jika dulu saat masih di Disdik baju selalu dimasukkan, dimaklumin saja sekarang kalau bajunya tidak dimasukkan karena sudah sering main di pasar,” candanya.
Masih dalam sambutannya, kepala sekolah merupakan guru yang diamanahkan mendapatkan tugas tambahan. Karenanya, Kepsek harus menjadi contoh bagi guru dan siswanya.
Beberapa pesan dilontarkan Hatta kepada Kepsek yang hadir, yakni selalu mengutamakan performa, kuat dalam manajemen pendidikan dan mendidik dengan hati.
“Penampilan Kepsek harus meyakinkan. Bukan hanya itu saja, Kepsek juga harus memiliki manajemen pendidikan yang kuat, dan terutama dalam mendidik harus dengan hati,” pesan Hatta.
Sementara itu Riza Fahlevi plt kadisdikpora mengatakan, Hatta Wazol baginya merupakan tokoh reformasi. Meskipun hanya menjabat dalam kurun waktu yang singkat (1 tahun 5 bulan. red), sudah memberikan banyak ilmu kepadanya seperti Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya. “Pak Hatta sudah banyak memberikan ilmu kepada saya,”akunya.
Karenanya dalam menjalankan roda pendidikan di kota Palembang, dia akan menerapkan HEBAT, yakni Hablum minannas (Harmonis), Etika, Beriman, Analisa, Terbaik dan Terdepan. “Jika HEBAT sudah kita terapkan, Insya Allah kita akan selalu menjadi yang terbaik dan terdepan,”pungkasnya. RIS

Sistem Pendidikan Indonesia Masih Bobrok

Marzuki Alie Hadiri Pelantikan IKARAFAH

Jend Sudirman. PE – Kinerja sistem pendidikan di negara ini dinilai Ketua DPR RI Marzuki Alie masih bobrok.
Menurutnya, bobroknya kinerja pelaku pendidikan ini dilihat dari proyek yang dikerjakan tidak sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan sekolah.
Hal itu diungkapkannya sesuai menghadiri pelantikan pengurus Ikatan Alamni IAIN Raden Fatah Palembang, kemarin (21/6).
“Hasil dari pengamatan saya, kinerja dari kementrian pendidikan kita tidak sesuai dengan kebutuhan. Contohnya jika yang dibutuhkan bulat diberi kotak,” ujarnya.
Masih dikatakannya, bukan hanya itu saja setiap penggandaan barang yang dipegang oleh pemerintah memang kerap kali tidak sesuai dengan sasaran. “Selama ini saya mengamati memang demikian, Cuma teken cair. Padahal itu tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada,” pungkasnya.
Mengenai lambatnya proses transformasi IAIN Raden Fatah Palembang menjadi UIN memang mengalami banyak kendala, baik pada moment maupun belum sesuai yang diisyaratkan. Seperti pada saat rektorat mengajukan proposal, saat itu sedang terjadi pergantian dewan.
Menurutnya, transfromasi status ini memang harus dipercepat. Pasalnya, dari sisi kualitas pendidikan IAIN sudah bisa dikategorikan pada UIN.
Terlebih saat ini banyak tokoh masyarakat Palembang yang sudah berkiprah di pemerintahan pusat, sehingga mempermudah transformasi tersebut. “Saat saya menerima proposal dari pihak rektor, bukan hanya bahasa Indonesia yang disajikan, bahasa Arab dan bahasa Inggris juga ada di proposal itu. Jadi saya nilai IAIN ini sudah sepatutnya menjadi UIN,” jelasnya.
Sementara itu, Ikatan Alumni IAIN Raden Fatah resmi dilantik oleh Rektor IAIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr H Aflatun Muchtar MA.
Adapun yang terpilih untuk memimpin Ikarafah hingga 4 tahun mendatang, H Syofwatillah Mohzaib SSosI, Sekretaris Umum Reza Fahlevi dan Bendahara Umum Fajri Ismail.
Syofwatillah Ketua Umum terpilih yang juga anggota DPR RI kepada ribuan alumni yang hadir mengatakan, secara literatur perguruan tinggi memiliki 3 fungsi, yakni fungsi pengembangan sumber daya insani, fungsi pengetahuan dan teknologi dan fungsi perubahan masyarakat (Agent Of Change.red).
“Ketiga fungsi perguruan tinggi ini harus benar-benar dipahami oleh para pengelola dan civitas akademika perguruan tinggi, seperti IAIN ini,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya, fungsi pertama yang di emban IAIN ini, yakni harus mampu membangun sumber daya insani (human resources development), selanjutnya perguruan tinggi ini juga harus mampu mengembangkan sains atau ilmu pengetahuan dan teknologi dan terakhir dapat melakukan perubahan di masyarakat sebagai agent of change menuju kearah yang lebih baik.
“Karena itu perguruan tinggi ini harus dapat mengelola, mengendalikan, merekayasa, memperbaiki dan mengkonstruksi masyarakat, baik tata sosialnya, perilaku sosialnya dan perubahan sosial lainnya,” pungkasnya.
Terlebih saat IAIN akan mengalami sebuah tranformasi status dari IAIN menjadi UIN. Tentunya selain peningkatan kualitas pendidikan yang diutamakan, proses transformasi ini juga harus mendukung oleh semua pihak.
Karena itu, melalui Ikarafah ini akan memaksimal mungkin mendukung transformasi ini. “Kita akan melakukan berbagai kegiatan. Untuk jangka pendek, Ikarafah akan mengadakan Raker di Jakarta, kemudian sosialisasi dan menginventarisir data alumni yang ada,” jelasnya.
Bukan hanya itu saja, pihaknya akan segera melakukan silaturahmi dengan tokoh masyarakat yang berkiprah di Jakarta. Begitu juga dengan safari Ramadhan juga akan dilakukan.
Menurutnya, seorang lulusan IAIN harus mampu mentransformasikan ilmu agama yang dimiliki, hingga nantinya bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Rencana program kerja tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk mendukung transformasi status IAIN menjadi UIN, sehingga dengan adanya tokoh masyarakat Palembang yang berkiprah di pemerintah pusat dapat menjadi jalan untuk mempercepat status yang kita harapkan itu,” tutur Syofwatillah. RIS

1.250 Kepsek Siap Berikan Hadiah MURI

Roadshow Super Spektakuler Mewarnai 10.000 Peserta

Mayor Ruslan. PE – Moment HUT ke-1326 kota Palembang akan mendapat hadiah luar biasa dari dunia pendidikan. Dalam rangka memperingati peringatan tersebut, dinas pendidikan dan olahraga (disdikpora) kota Palembang akan mencetak rekor dunia MURI yang akan dipersembahkan dalam rangka HUT kota metropolitan ini.
Direncanakan pencatatan rekor dunia MURI ini akan dicetak oleh seluruh siswa yang ada di kota Palembang dalam mengikuti mewarnai diatas baju kaos sebanyak 10.000 peserta yang diselenggarakan Disdikpora kota Palembang, Palembang Ekspres dan Artline di Benteng Kuto Besak (BKB) 31 Juli mendatang.
Kemarin (22/6) bertempat di aula SMKN 6 Palembang, sebanyak 1.250 kepala sekolah tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMA siap menyukseskan kegiatan super spektakuler tersebut.
Terlebih Palembang Ekspres beberapa waktu lalu sudah berhasil menggelar kegiatan spektakuler yang berhasil menghimpun sebanyak 2.500 peserta untuk tingkat PAUD, TK dan SD di Kambang Iwak 22 Mei yang lalu.
Karenanya melihat massa lomba yang cukup besar, Walikota Palembang H Eddy Santana Putra MT menginstruksikan agar dapat melaksanakan kegiatan yang lebih besar lagi, sehingga dapat mencetak rekor dunia MURI.
GM Palembang Ekspres Julheri kepada ribuan kepala sekolah ini menuturkan, kegiatan yang akan digelar Palembang Ekspres ini sebagai bentuk apresiasi Walikota Palembang H Eddy Santana Putra MT pada saat menggelar lomba mewarnai spektakuler yang menghimpun 2.500 peserta dari anak pendidikan usia dini, TK dan SD di Kambang Iwak beberapa waktu lalu.
“Saat itu Pak Wali meminta kita agar dapat melaksanakan kegiatan yang lebih besar yakni 7.000 peserta, karena itu kita apresiasikan menjadi 10.000 peserta,” katanya.
Kegiatan ini sendiri direncanakan mencatat rekor dunia MURI kategori peserta terbanyak untuk kategori mewarnai diatas baju kaos dengan 10.000 peserta.
Pencatatan rekor dunia MURI ini akan diberikan kepada kota Palembang sebagai kado ulang tahun kota Palembang.
“Melalui kegiatan ini kita akan mencetak Rekor Dunia MURI, dan itu sebagai ulang tahun kota Palembang dari disdikpora kota palembang,”ujarnya.
Bukan hanya itu saja, ajang mewarnai super spektakuler ini juga sebagai bentuk dukungan dan menyemarakkan perhelatan akbar Sea Games 2011 yang akan digelar di kota ini.
Masih dikatakan Julheri, kegiatan mewarnai di atas baju kaos ini juga merangsang dan menggali bakat dan potensi yang ada pada siswa. Sehingga pelajar sebagai generasi muda dapat berpikir untuk membangun bangsanya.
“Selama ini memang sudah banyak kegiatan mewarnai, tentunya jika mewarnai di atas baju kaos memliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Hal itu memerlukan imajinasi dan kreatifitas pelajar kita,”pungkasnya.
Riza Fahlevi, pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikpora kota Palembang mengatakan, kegiatan mewarnai ini memberikan nilai positif dalam mengembangkan kreatifitas anak.
Karena pihaknya menghimbau agar seluruh kepala sekolah untuk dapat turut menyukseskan kegiatan tersebut.
“Kepada seluruh kepala sekolah yang ada di kota ini, agar turut serta menyukseskan kegiatan Palembang Ekspres ini,” katanya kepada ribuan kepala sekolah ini.
Lebih jauh dikatakannya, kegiatan ini juga akan menjadi hadiah untuk kota Palembang sebagai kado ulang tahun ke-1326. “Kita akan menghadiahkan rekor MURI untuk kota Palembang,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun 2010 ini pihaknya juga menghimbau dan mengistruksikan kepada seluruh kepala sekolah untuk tidak mengadakan transaksi jual beli bangku sekolah.
“Tidak ada proses jual beli bangku, dan PSB ini juga tidak diperkenankan seluruh kepala sekolah meminta biaya kepada wali murid, karena sudah di talangi dari dana BOS,” imbaunya. RIS

Siswa Tawuran, Tidak Boleh Sekolah Di Palembang

Mayor Ruslan. PE – Siswa yang sering menggelar tawuran disikapi serius oleh pelaksana tugas (plt) kadisdikpora kota Palembang Drs Riza Fahlevi MM. Pasalnya bagi siswa yang gemar tawuran dan dikeluarkan oleh pihak sekolahnya, maka siswa tersebut tidak boleh sekolah di kota Palembang.
Hal itu diungkapkannya saat silaturahmi dengan 1.250 kepala sekolah di aula SMKN 6 Palembang belum lama ini. Dikatakannya, sikap tawuran sangat bertentangan dengan dunia pendidikan. Apalagi tidak ada manfaat yang dihasilkan dari tawuran, bahkan juga dengan tawuran juga kerap kali membuat cidera bahkan bisa meninggal dunia. “Tawuran tidak mencerminkan orang yang terdidik, karena itu jika ada siswa yang gemar tawuran, dia tidak boleh sekolah di Palembang,”ujarnya kepada ribuan kepala sekolah yang hadir.
Bukan hanya itu saja, pada kesempatan tersebut pria yang dulunya menjabat Kepala bidang SMP/SM ini menegaskan, pada proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) tidak ada transaksi jual beli bangku. Jika ada siswa yang mengundurkan diri, maka kursi dari siswa yang ditinggalkan tersebut harus tetap kosong. “Jika ada kursi yang kosong karena ditinggalkan pemiliknya, kepala sekolah jangan menggunakan kesempatan itu dengan menarik siswa yang tidak mengikuti jalur yang tersedia,”tegasnya.
Pada penerimaan PSB ini pihak sekolah juga tidak diperkenankan untuk memungut biaya administrasi atau semacamnya. Dikatakannya, semua kebutuhan tersebut sudah di tutupi dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “PSB tidak boleh ada yang meminta uang, karena untuk biaya dari PSB ini sudah ada di BOS,”kata Riza.
Masih dikatakannya, jalur penerimaan PSB 2010 ini ada 3 macam, diantaranya Bersaing untuk mendapatkan sekolah yang statusnya RSBI atau unggulan, mengikuti jalur Penelusuran Minat Prestasi Akademik dan terakhir ikut pada jalur Tes Reguler yang dilaksanakan secara serempak disetiap sekolah. “Siswa bisa mengikuti jalur yang ada,”tegasnya.
Kepimpinannya di dunia Pendidikan saat ini, dia menerapkan kata kunci HEBAT yang berarti Hablumminannas, Etika, Beriman, Analisa, Terbaik dan Terdepan. Seperti Hablumminannas lanjutnya, jika hubungan antara pelaku pendidikan sudah harmonis maka seluruh program yang ada dapat berjalan dengan maksimal.
Begitu juga dengan Etika, seorang pendidik harus lebih mengutamakan etika dalam berbagai hal. Beriman, menjadi salah satu pondasi kuat yang harus dimiliki oleh semua orang. Analisa, sesuatu yang baru harus disikapi dengan menganalisa. Dan terakhir Terbaik dan Terdepan, dengan kata kunci HEBAT ini maka pendidikan di kota metropolis ini dapat menjadi yang terbaik dan terdepan. “Jika HEBAT sudah kita terapkan, insya allah kita akan selalu menjadi yang terbaik dan terdepan,”pungkasnya. RIS

Pengikut